Infeksi saluran kencing (ISK) adalah kondisi yang sering terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih dan menyebabkan infeksi. Meskipun ISK bisa menyerang siapa saja, kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita karena anatomi saluran kemih yang lebih pendek. Infeksi saluran kencing dapat menimbulkan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, rasa terbakar, dan peningkatan frekuensi buang air kecil.
Beberapa kebiasaan sehari-hari ternyata bisa meningkatkan risiko terkena ISK. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang bisa menyebabkan infeksi saluran kencing dan cara mencegahnya.
1. Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama
Salah satu kebiasaan paling umum yang bisa menyebabkan infeksi saluran kencing adalah menahan buang air kecil terlalu lama. Ketika urine ditahan dalam kandung kemih terlalu lama, bakteri dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi. Buang air kecil secara teratur membantu membersihkan bakteri dari saluran kemih sebelum mereka sempat menyebabkan infeksi.
Pastikan untuk buang air kecil segera setelah Anda merasa perlu, terutama setelah bangun tidur atau setelah minum banyak cairan. Hindari menahan buang air kecil dalam waktu lama untuk menjaga kesehatan saluran kemih.
2. Kurang Minum Air Putih
Kurangnya asupan cairan juga dapat meningkatkan risiko ISK. Dehidrasi atau kurang minum air putih dapat menyebabkan tubuh tidak menghasilkan cukup urine, sehingga bakteri tidak dapat dibuang dari saluran kemih dengan baik. Air membantu melancarkan aliran urine, yang berfungsi untuk membilas bakteri dari tubuh.
Untuk mencegah infeksi saluran kencing, pastikan Anda minum cukup air putih setiap hari, setidaknya 8 gelas. Minum air putih yang cukup akan membantu menjaga kandung kemih tetap bersih dan sehat.
3. Mengelap dari Belakang ke Depan Setelah Buang Air
Cara mengelap setelah buang air juga sangat penting dalam mencegah ISK. Mengelap dari belakang ke depan bisa menyebabkan bakteri dari anus berpindah ke uretra (saluran kencing), yang bisa menyebabkan infeksi. Ini merupakan penyebab umum ISK pada wanita karena jarak antara uretra dan anus yang lebih dekat.
Untuk mencegah risiko ini, pastikan Anda selalu mengelap dari depan ke belakang setelah buang air besar maupun buang air kecil. Hal ini membantu menjaga area uretra tetap bersih dan bebas dari bakteri.
4. Menggunakan Produk Kebersihan yang Mengandung Bahan Iritan
Produk kebersihan yang mengandung bahan kimia keras atau parfum, seperti sabun wangi, sabun mandi, atau produk pembersih kewanitaan, bisa mengganggu keseimbangan alami bakteri baik di area genital dan menyebabkan iritasi. Penggunaan produk-produk ini bisa memicu pertumbuhan bakteri jahat yang menyebabkan ISK.
Untuk menjaga kesehatan saluran kencing, sebaiknya hindari produk kebersihan yang mengandung parfum atau bahan kimia kuat. Gunakan air hangat dan sabun lembut yang bebas pewangi untuk membersihkan area genital.
5. Tidak Buang Air Kecil Setelah Berhubungan Seksual
Tidak buang air kecil setelah berhubungan seksual adalah salah satu kebiasaan yang bisa meningkatkan risiko ISK, terutama pada wanita. Selama berhubungan seksual, bakteri dari kulit, alat kelamin, atau alat kontrasepsi dapat masuk ke saluran kemih. Buang air kecil setelah berhubungan seksual membantu mengeluarkan bakteri yang mungkin masuk ke dalam uretra.
Selalu pastikan untuk buang air kecil dalam waktu 30 menit setelah berhubungan seks untuk mengurangi risiko infeksi saluran kencing.
6. Menggunakan Pakaian yang Terlalu Ketat
Menggunakan pakaian dalam atau celana yang terlalu ketat, terutama yang berbahan sintetis, bisa menciptakan lingkungan yang hangat dan lembab di area genital, yang merupakan tempat yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Kelembapan berlebih di area genital dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kencing.
Untuk mencegah ISK, pilihlah pakaian dalam yang terbuat dari katun, yang memungkinkan kulit untuk bernapas, serta hindari pakaian ketat yang bisa memerangkap kelembapan. Pastikan juga untuk mengganti pakaian dalam setiap hari untuk menjaga kebersihan.
7. Kurang Menjaga Kebersihan Alat Kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi, seperti diafragma atau spermisida, bisa meningkatkan risiko ISK jika tidak digunakan atau dibersihkan dengan benar. Spermisida, khususnya, dapat mengiritasi jaringan di sekitar uretra dan memudahkan bakteri masuk ke saluran kemih.
Jika Anda menggunakan alat kontrasepsi, pastikan untuk mengikuti petunjuk kebersihan yang benar dan konsultasikan dengan dokter tentang metode kontrasepsi yang tidak meningkatkan risiko ISK.
8. Menggunakan Pembalut atau Pantyliner Terlalu Lama
Penggunaan pembalut atau pantyliner yang terlalu lama tanpa diganti juga bisa meningkatkan risiko infeksi saluran kencing. Pembalut yang kotor dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri, yang kemudian bisa berpindah ke saluran kemih.
Pastikan untuk mengganti pembalut atau pantyliner secara teratur, terutama selama menstruasi, untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi.
9. Mengonsumsi Makanan atau Minuman Tertentu
Beberapa makanan dan minuman, seperti kopi, alkohol, makanan pedas, dan minuman berkarbonasi, dapat mengiritasi kandung kemih dan meningkatkan risiko infeksi. Makanan dan minuman ini bisa membuat tubuh kehilangan lebih banyak cairan dan mengurangi produksi urine, sehingga bakteri tidak dapat dikeluarkan dari saluran kemih dengan baik.
Jika Anda sering mengalami ISK, cobalah untuk mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang dapat menyebabkan iritasi kandung kemih, dan pastikan untuk meningkatkan asupan air putih.
Infeksi saluran kencing dapat dicegah dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko terkena ISK. Menjaga kebersihan pribadi, buang air kecil secara teratur, minum cukup air, serta menghindari produk kebersihan yang mengiritasi dapat membantu mencegah infeksi. Jika Anda sering mengalami ISK, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat dan memastikan kesehatan saluran kemih tetap terjaga.
Yuk dapatkan informasi selengkapnya terkait obat, suplemen, vitamin, artikel kesehatan, dan seputar kefarmasian dengan mengunjungi laman https://pafikotakalabali.org/ sebagai laman resmi organisasi Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI).